Rabu, 02 Maret 2011

Metode Ceramah


METODE CERAMAH (PREACHING METHOD)

A.  Pengertian
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Adapun pendapat beberapa para ahli yaitu: Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000).
 Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang utama dalam hal ini adalah berbicara. Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan-pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa yang utama yaitu mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting yang dikemukakan oleh guru.
Tujuan. Penggunaan Metode Ceramah Penggunaan metode ceramah memiliki beberapa tujuan. Tujuan penggunaan metode ceramah untuk pembelajaran adalah berikut ini (Turney, dalam Moedjiono, dkk, 1996).
1.    Untuk mengarahkan siswa memperoleh pemahaman yang jelas tentang masalah yang dihadapi.
2.    Untuk membantu siswa memahami generalisasi, rules, prinsip berdasar penalaran dan objektivitas.
3.    Untuk melibatkan siswa dalam berpikir melalui pemecahan masalah
4.    Memperoleh umpan balik dari siswa tentang kualitas pemahamannya dan mengatasi kesalah pahaman
5.    Untuk membantu siswa dalam apresiasi dan memperoses penalaran serta penggunaan bukti dalam memecahkan keraguan.

B.   Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Ceramah
     Agar pelaksanaan metode ceramah efektif, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru, yaitu:
1.    Penyiapan bahan ceramah secara matang.
2.    Pemberitahuan kepada siswa tujuan belajar yang akan dicapai.
3.    Penggunaan bahan pengait untuk memahamkan anak tentang keterkaitan bahan ceramah dengan pengetahuan yang telah dipahami anak sebelumnya.
4.    Penyajian penjelasan awal secara garis besar (review) materi yang akan diceramahkan.
5.    Penjajagan pengetahuan prasyarat yang telah dikuasai siswa.
6.    Penyajian bahan ceramah diselingi tanya jawab, penggunaan peraga, ilustrasi dan contoh  yang relevan.
7.    Penilaian secara bertahap pada setiap satuan bahasan.
8.    Pemberian kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan, tanggapan dan kritik.
9.    Penciptaan hubungan guru dengan siswa secara harmonis, terbuka, penuh humor, dan kegembiraan.
10. Penciptaan iklim sosio-emosional kelas secara hangat.
11. Memberikan rangkuman atau kesimpulan pada setiap akhir satuan bahasan dan akhir ceramah.
12. Memberikan tugas-tugas lanjutan kepada siswa.

Tantangan terbesar dalam pembelajaran dengan metode ceramah adalah menjaga perhatian anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perhatian anak cenderung menurun tajam untuk mendengarkan ceramah yang disampaikan guru dalam waktu lebih dari dua puluh menit (Budiardjo, 1994:15). Mengingat hal itu, guru memerlukan teknik-teknik khusus dalam berceramah agar perhatian anak tetap terjaga. Untuk mempertahankan perhatian anak terhadap materi ceramah, guru dapat memvariasikan gaya mengajarnya. Gaya mengajar yang dapat divariasikan meliputi berikut.

1.    Variasi gerak dan perubahan posisi guru selama ceramah berlangsung. Guru selama berceramah perlu bergerak dan mengubah -ubah posisi secara dinamis.Guru berceramah dengan diam di tempat, cenderung membosankan anak, sehingga dapat menurunkan perhatiannya.
2.    Variasi suara guru untuk menghindari kemonotonan. Suara guru yang monoton, tidak menarik perhatian anak. Oleh karena itu, suara guru dalam berceramah perlu divariasikan nada dan tekanannya agar tidak membosankan anak.
3.    Menjaga kontak pandang dengan anak secara merata, sehingga setiap anak merasa memperloreh perhatian.
4.    Penggunaan teknik diam sejenak manakala ada gejala anak meninggalkan perhatiannya terhadap ceramah yang disampakan guru. Hilangnya perhatian anak biasanya ditandai dengan munculnya pembicaraan anak dengan teman dekatnya tentang hal-hal diluar materi yang diceramahkan guru. Untuk mengembalikan perhatian anak akibat kasus tersebut, guru dapat menggunakan teknik diam sejenak. Dengan teknik tersebut, siswa akan memperbarui perhatiannya kembali.
5.    Penggunaan teknik gestural. Selama berceramah guru perlu memanfaatkan anggota tubuhnya seperti tangan, kepala dan tubuh untuk memvisualisasikan konsep -konsep tertentu yang sedang diceramahkan.
6.    Mengekspresikan mimik dengan ekspresi tertentu yang menggambarkan makna tertentu. Ekspresi mimik dapat digunakan pula untuk menggambarkan antusiasme dan keyakinan guru terhadap materi yang diceramahkan.

C.  Peluang Metode Ceramah
1.    Guru mudah menguasai kelas. Pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
2.    Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
3.    Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4.    Mudah dilaksanakan.
5.    Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana
6.    Dalam metode ceramah organisasi kelas sederhana. Dengan ceramah, persiapan satu -satunya bagi pengajar adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas.
D.  Tantangan Metode Ceramah
1.    Membuat siswa pasif.
2.    Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
3.    Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985).
4.    Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
5.    Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
6.    Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
7.    Bila terlalu lama membosankan. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

1 komentar:

Ahmad rosyidin1870 mengatakan...

Ceramah dapat kita ikuti dimana saja contohnya saja di masjid, sekolah, kampus dan lainnya dan dapat diikuti kapan saja contohnya pagi, siang,sore,malam

Posting Komentar